jual bibit tanaman berkualitas

Merajut Asa Mempertahankan Hijaunya Hutan Bukit Daun

Suasana dingin langsung  menusuk di badan seketika saya bersama seorang teman melintasi kawasan hutan lindung Bukit Daun. Hutan ini sangat mudah di tempuh, karena merupakan jalan lintas Sumatera dan terletak di sepanjang jalan liku sembilan yang terbentang antara Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Secara geografis, Hutan Lindung Bukit Daun memiliki luasan sekitar 8.045 hektar, tetapi hutan primernya hanya berkisar 1.038,11 hektar.

Rimbun hutan Bukit Daun

Di hutan primernya, eksotika alami khas hutan hujan tropis masih terasa sangat kental. Pohon-pohon yang tumbuh terlihat cukup rapat, bahkan sinar matahari tidak seutuhnya mampu menembus permukaan tanah. Endemik khas dari hutan ini adalah bunga Raflesia, bunga terbesar di dunia. Jika sedang beruntung anda akan menjumpai betapa eksotiknya bunga langka ini. Hutan Bukit Daun adalah satu-satunya hutan di mana bunga Raflesia dapat di jumpai sepanjang tahun. Jika Bengkulu terkenal dengan sebutan Bumi Raflesia, maka Bukit Daun itulah tempatnya.

hutan-raflesia

Saya pun mencoba menelusuri lebih dalam rimbunnya hutan Bukit Daun, hujan yang kemaren menguyur masih menyisahkan aroma lembab di hidung. Bebunyian burung dan loncatan beberapa monyet saling bersahutan memecah kesunyian hutan. Saya pun segera melakukan pendakian ringan, mencoba menapaki jejak-jejak masyarakat yang mencari kayu atau ranting di hutan.

Hutan lindung Bukit Daun telah berpuluh tahun membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan, dari hasil ranting pohon, rotan, damar, madu ataupun buah-buahan seperti petai dan durian. Tidak hanya itu, hutan yang lebat ini juga menghadirkan suasana udara yang sejuk dan menjamin ketersediaan air, jika masyarakat kota di pusingkan dengan kekeringan air di musim kemarau, hal itu tidak terjadi pada masyarakat sekitar hutan Bukit Daun, di sini air mudah di jumpai, air dari hutan Bukit Daun juga mengalir sampai ke sawah, kolam ikan, ladang-ladang masyarakat sekitar ataupun mengisi depot-depot air minum di perkotaan. Kesejahteraan yang di dapat oleh masyarakat sekitar Hutan Bukit Daun adalah suatu berkah dari Tuhan.

Berkah Hijaunya Hutan

jejak pencari rantingJejak setapak para pencari berkah hasil hutan

para pencari berkah di Bukit DaunMenggantung harapan pada hasil hutan

Kokohnya Pepohonan di Bukit DaunKokohnya pepohonan di hutan Bukit Daun

Hutan lindung Bukit Daun adalah potret kecil bagaimana hijaunya hutan akan memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan manusia. Tetapi seiring waktu, hutan ini terus terjamah oleh oknum-oknum manusia yang tidak bertanggung jawab. Penebang liar, perambah hutan, pengalihan fungsi hutan sampai dengan operasi pertambangan adalah aktor utama meluasnya laju deforetasi hutan ini. Hal ini sangat mengancam kelestarian hutan berikut flora dan fauna khas di dalamnya.

hutan lindung yang terus terjamahKawasan sekitar hutan lindung yang terus terjamah

Menyadari hal itu, Saya pun segera menuju ke aliran air sungai, mengambil seteguk demi seteguk air, merasakan sensasi segar air pegunungan. Saya hanya membayangkan mungkin suatu hari nanti, tanah yang saya pijak hari ini telah berganti rupa menjadi bangunan villa bila deforestasi hutan tidak segera di hentikan. Dan bila itu terjadi, saya tidak akan bisa lagi menikmati air seperti ini, udara yang sejuk dan eksotisme hutan hujan tropis dan habitat bunga raflesia yang alami.

Itu adalah pikiran pesimisme pribadi. Tetapi yang saya tahu, harapan untuk menyelamatkan hutan ini masih ada. Kesadaran untuk menjaga dan melestarikan hutan Bukit Daun mulai tumbuh di sebagian besar masyarakat sekitar. Salah satu langkah strategis mereka adalah meminta kepada pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan penertiban perambah kawasan hutan Bukit Daun dan meminta peninjauan ulang izin operasi pertambangan. Perlu waktu memang, tetapi peluang untuk menghijaukan kembali hutan Bukit Daun sangat besar. Kesadaran untuk pelestarian ini tidak terlepas dari dampak langsung akibat rusaknya hutan Bukit daun yang menimpa masyarakat sekitar. Masih segar dalam ingatan, bagaimana Harimau Sumatera yang turun gunung, dan akhirnya memakan anak manusia karena habitat alaminya yang terus di usik dan berbagai bencana alam yang terus terjadi terutama longsor dan banjir bandang yang menghancurkan hektaran sawah dan merusak puluhan rumah warga akibat perambahan hutan dan operasi pertambangan.

kemunculan harimau sumateraKemunculan Harimau Sumatera di pemukiman penduduk dan terjadi longsor dan banjir menjadi indikator alami telah  rusaknya sebagaian besar hutan Bukit Daun.

Dengan kesadaran yang telah tumbuh, sekarang masyarakat sekitar mulai bahu membahu merajut asa mempertahankan sisa-sisa hutan primer Bukit Daun sekaligus melakukan rehabilitasi di sekitar kawasan hutan. Prinsip-prinsip hutan lestari dan kebun produktif untuk kesejahteraan masyarakat yang di gagas oleh pemerintah menjadi solusi yang baik bagi penyelarasan kelestarian hutan tanpa mengorbankan mata pencarian penduduk. Pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat ini turut membantu memulihkan ekosistem dan mengembalikan fungsi hutan. Selain itu razia rutin dan penempatan pos baru polisi hutan di kawasan hutan Bukit Daun sangat berperan menjaga asa mempertahankan hijaunya hutan Bukit Daun.